Rabu, 07 November 2012

LAPOR6AN LENGKAP PRAKTIKUM PERLINDUNGAN HUTAN ( INVENTARISASI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN JATI (Tectona grandis.L.f) )



Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Dalam Menyelesaikan Mata kuliah Perlindungan Hutan

Disusun Oleh :
Kelompok 3 :
SRI BINTARI                       L 131 10 113
                        NURMALA SARI                L 131 10 122
                        DANIEL                                L 131 10 123
                        FLORENTINO.B.MARI     L 131 10 116

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan perkenaan Nya-lah penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum “ Perlindungan Hutan “ ini tepat pada waktunya.
Laporan praktikum ini disusun berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan diareal Hutan Tanaman Desa Yono.
Sebagai wujud rasa syukur penyusun, penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten pembimbing mata kuliah perlindungan hutan yang telah memberikan bimbingan serta bantuan kepada penyusun mulai dari pelaksanaan hingga penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangar diharapkan agar dapat digunakan sebgai pembelajaran, perbaikan dan penyempurnaan penyusun berikutnya.Dan semoga laporan ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Palu, 4 Juni 2012

Penyusun


DFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... ......... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL................................................................................................... v
I.              PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1.  Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2.  Tujuan dan Kegunaan............................................................................ 3
II.           TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 4
III.        METODE PRAKTEK................................................................................... 13
3.1  Waktu dan Tempat......................................................................... ......... 13
3.2  Bahan dan Alat......................................................................................... 13
3.3  Metode Praktek........................................................................................ 13
3.4  Pengolahan Data............................................................................. .         14
IV.        HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................
4.1  Hasil........................................................................................................... 15
4.2  Pembahasan.............................................................................................. 16
4.2.1        Pengolahan data........................................................................... 17
4.2.1.1  Untuk mengetahui frekuensi serangan hama plot pada 1-4                  18
4.2.1.2  Untuk mengetahui intensitas serangan hama plot pada 1-4                  19
V.           KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan................................................................................................ 30
5.2  Saran................................................................................................ .         30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
No                                   Teks                                                   halaman
Table 1. Pengambilan Data Serangan Hama dan
              Patogen di Lapangan Pada Plot 1     ………………            15
Table 2. Pengambilan Data Serangan Hama dan
              Patogen di Lapangan Pada Plot 2     ……………....            16
Table 3. Pengambilan Data Serangan Hama dan
              Patogen di Lapangan Pada Plot 3     ………………            17
Table 4. Pengambilan Data Serangan Hama dan
              Patogen di Lapangan Pada Plot 4     ………………            18











I. PENDAHULAUAN 
1.1         Latar Belakang
Pengertian dan definisi Ilmu Penyakit Hutan adalah ilmu yang mempelajari hal ikhwal virus, bakteri, cendawan, dan tanaman tingkat tinggi yang dapat menimbulkan kerusakan pada pohon atau tegakan hutan dan hasil hutan.Banyak ahli yang memberikan definisi atau rumusan pengertian mengenai tumbuh-tumbuhan yang dalam keadaan bagaimana yang disebut sakit. Dari definisi dan pengertian yang telah diberikan para ahli dapatlah disimpulkan mengenai rumusan pengertian tentang pohon yang disebut sakit sebagai berikut:
Suatu pohon disebut berpenyakit apabila pada pohon itu terjadi perubahan proses fisiologis yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab penyakit sehingga jelas ditunjukan adanya gejala (simptom). Gejala yang dimaksud disini dalah kelainanatau penyimpangan dari keadaan normal yang ditunjukan oleh pohon atau tanaman.
Ditinjau dari segi biologi, hama dan penyakit tumbuhan merupakan penyimpangan dari sifat normal, sehingga menyebabkan tumbuhan atau bagian tumbuhan tidak dapat menjalankan ”kegiatan” dalam tubuhnya sebagaimana mestinya. Semua tumbuhan atau bagian tumbuhan yang menyimpang dari sifat biasanya, maka tumbuhan atau bagian tumbuhan tersebut disebut sakit. Ditinjau dari segi ekonomi, hama dan penyakit tumbuhan adalah ketidakmampuan tumbuhan untuk memberikan hasil yang cukup kuantitas (jumlah) ataupun kualitasnya.
Dari dua pengertian tersebut, maka kita akan lebih memilih definisi kedua, yaitu yang ditinjau dari segi ekonomi, karena belum tentu tanaman yang menyimpang itu merugikan petani, malahan kadangkala menguntungkan. Contohnya adalah kelapa kopyor. Kalau ditinjau dari segi biologi, kelapa kopyor itu merupakan buah yang sakit, akan tetapi karena sakit itu, maka kelapa tersebut memiliki harga yang tinggi, sehingga lebih menguntungkan petani. Petani akan lebih mengharapkan kelapanya sakit (kopyor) daripada kelapa yang sehat, karena akan mendapatkan pendapatan yang lebih. Oleh karena itu, di dalam tulisan ini, akan dibahas tentang hama dan penyakit tanaman yang mengacu pada kondisi yang menyebabkan tanaman tidak mampu untuk memberikan hasil yang cukup kuantitas (jumlah) ataupun kualitasnya.
Secara umum, penyebab hama dan penyakit berasal dari gangguan faktor lingkungan dan jasad renik. Hama dan penyakit yang berasal dari gangguan faktor-faktor lingkungan misalnya kekurangan hara (Fe, N, P, K, S, Ca, Mg, Zn), kekeringan, suhu yang terlalu panas dan lain sebagainya. Sedangkan penyebab hama dan penyakit yang berasal dari jasad renik, secara umum berasal dari golongan jamur, bakteri, virus dan nematoda. Pada tulisan ini hanya akan dibahas tentang penyebab hama dan penyakit yang berasal dari golongan jasad renik (jamur, bakteri, virus dan nematoda).
Dilihat dari ukurannya, ketiga penyebab hama dan penyakit ini memiliki ukuran yang sangat kecil dan sulit bila dilihat dengan mata telanjang, jauh lebih kecil dari tungau, ulat, belalang dan tikus yang kemudian biasa disebut ”hama tanaman” yang bisa dengan mudah dilihat dengan mata telanjang.
Penyebab hama dan penyakit setelah melakukan kontak dengan salah bagian tanaman akan menginfeksi bagian tanaman tersebut. Apabila pertahanan dari tanaman tersebut lemah, maka proses yang ada pada bagian tanaman akan terganggu, sehingga bagian tanaman tersebut akan menjadi sakit. Apabila bagian tanaman tersebut sakit, maka akan muncul gejala khas yang menunjukkan jenis hama dan penyakit tersebut, apakah disebabkan oleh jamur, bakteri, virus ataukah nematoda. Bagian tanaman yang sakit ini kemudian akan menjadi sumber hama dan penyakit dan akan dapat menyebar ke tanaman lain yang sehat melalui, angin, air, alat-alat pertanian, serangga, bahkan melalui perantaraan manusia. Apabila tidak dilakukan tindakan pengendalian, maka seluruh tanaman akan menjadi sakit, sehingga kerugian akan menjadi semakin besar.

1.2         Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan dan kegunaanya yaitu untuk mengetahui serangan hama dan pathogen yang terserang pada tanaman Jati (Tectona grandis. L,f).


II. TINJAUAN PUSTAKA
Hama dan penyakit hutan menyerang hutan tanaman maupun hutan alam, namun pengaruh dan dampak tingkat kerusakan pada hutan tanaman yang monokultur akan jauh lebih besar. Ada dua bidang ilmu yang mempelajari tentang kerusakan hutan akibat hama dan penyakit, yaitu Ilmu Hama Hutan dan Ilmu Penyakit Hutan.
Pengertian dan definisi Ilmu Hama Hutan adalah ilmu yang mempelajari hal ikhwal semua binatang yang menimbulkan kerusakan pada pohon atau tegakan hutan dan hasil hutan. Misalnya: kerusakan-kerusakan hutan yang disebabkan oleh serangga, bajing, tikus, babi, cacing, dan binatang-binatang lainnya.(Anonim 2007)
Penyakit tanaman dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu PENYAKIT PARASIT dan PENYAKIT NON-PARASIT atau PENYAKIT FISIOLOGIS.Penyebab penyakit parasit sudah diantaranya adalah bakteri, virus dan cendawan.Sedangkan penyakit non-parasit yaitu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan terhadap unsur hara (mineral), air, sinar matahari dan temperatur.
Hama hutan adalah semua binatang yang menyebabkan semua kerusakan terhadap tegakan hutan dan hasil hutan secara ekonomis merugikan, termasuk hama hutan misalnya berbagai jenis serangga bekicot [siput] ,babi hutan ,dll. ( Anonim 2006)
Pengertian dan definisi Ilmu Penyakit Hutan adalah ilmu yang mempelajari hal ikhwal virus, bakteri, cendawan, dan tanaman tingkat tinggi yang dapat menimbulkan kerusakan pada pohon atau tegakan hutan dan hasil hutan.Banyak ahli yang memberikan definisi atau rumusan pengertian mengenai tumbuh-tumbuhan yang dalam keadaan bagaimana yang disebut sakit. Dari definisi dan pengertian yang telah diberikan para ahli dapatlah disimpulkan mengenai rumusan pengertian tentang pohon yang disebut sakit sebagai berikut:
Suatu pohon disebut berpenyakit apabila pada pohon itu terjadi perubahan proses fisiologis yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab penyakit sehingga jelas ditunjukan adanya gejala (simptom). Gejala yang dimaksud disini dalah kelainanatau penyimpangan dari keadaan normal yang ditunjukan oleh pohon atau tanaman
Hama dan Penyakit pada Tumbuhan
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan.Kadang tumbuhan mengalami ganggun oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya.
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh.Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama dan penyakit, sering kali manusia menggunakan obat – obatan
 Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara hati – hati dan tepat guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat menimbulkan bahaya yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena pestisida dapat menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu pengguna obat – obatan anti hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal dan sebijak mungkin.
Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai musuh yang dapat mengendalikannya. Namun, karena ulah manusia, sering kali musuh alamiah hama hilang. Akibat hama tersebut merajalela.
A.         Hama
Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkemabanganya terganggu.
1.      Tikus
Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Masa reproduksi yang relative singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak.Potensi perkembangbiakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia.

2.      Ulat
Kupu – kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam.Kupu – kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva.Kita bisa sebut larva kupu – kupu sebagai ulat.Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari.Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
c. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pertisida.
3.      Tungau
Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut.Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara

B.        Penyakit Tumbuhan
Jenis – jenis penyakit yang menyerang tumbuhan sangat banyak jumlahnya. Penyakit yang menyerang tumbuhan banyak disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya jamur, bakteri, dan alga.Penyakit tumbuhan juga dapat disebabkan oleh virus.
1.      Jamur
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya.Penyebaran jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.
Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak – bercak kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.
Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi permukaan daun. Batang yang terserang umumnya akan membusuk, mula – mula dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam, dan kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan yang terserang akan mengeluarkan getah atau cairan. Jika kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada di atasnya akan layu dan mati.
Untuk memberantas jamur ini dilakukan pengendalian secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida pada tanaman yang terserang jamur.
2.      Bakteri
Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan yang diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket jika disentuh. Setelah membusuk, lama – kelamaan tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi dengan menggunakan bakterisida.
3.      Virus
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh virus.Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat.Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang sulit untuk disembuhkan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain penyakit daun tembakau yang berbercak – bercak putis. Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang permukaan atas daun tembakau.Virus juga dapat menyerang jeruk.Penularan melalui perantara serangga.
4.      Alga (Ganggang)
Keberadaan alga juga perlu diaspadai karena dapat menyebabkan bercak karat merah pada daun tumbuhan. Tumbuhan yang biasanya diserang antara lain jeruk, jambu biji, dan rambutan. Bagian tumbuhan yang diserang oleh alga biasanya bagian daun, ditandai adanya bercak berwarna kelabu kehijauan pada daun, kemudian pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya cokelat kemerahan. Meskipun ukurannya kecil, bercak yang timbul sangat banyak sehingga cukup merugikan
Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit antara lain sebagai berikut.
a)      Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara tercukupi segala kebutuhan zat haranya.
b)      Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
c)      Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa bakteri atau jamur.
d)     Usahakan lingkungan selalu bersih.
e)      Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin.
f)       Jika terdapat gejala – gejala yang tampak, pangkaslah bagian tumbuhan (daun, buah, ranting) yang terserang, kemudian dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang lainnya.
g)      Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk pengobatan hama dan penyakit pada tumbuhan.


C.        Gulma
Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga perlu mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma – gulma ini akan berkompetisi dengan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi tempat persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat penting untuk menekan perkembangan hama yang dapat menyerang tumbuhan.
Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu teki, rumput, dan gulma daun lebar.
1.      Teki
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis, karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan – bulan.Contohnya adalah teki ladang (Cyperus rotundus).
2.      Rumput
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon.Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik.Contohnya adalah alang – alang (Imperata cylindrica).

3.      Gulma daun lebar
Gulma merupakan vegetasi yang tidak di inginkan dan merupakan tumbuhan penganggu dari tanaman pokok pada hutan tersebut atau tumbuhan yang tumbuh yang nilainya negative melebihi nilai positif (Nasif 1989)
Berbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini.Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya.Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya.Contoh dari gulma berdaun lebar ini adalah daun sendok.
*      Kerusakan akibat gulma
1.      Penyebaran tempat tumbuh yang luas
2.       Laju pertumbuhan yang tinggi dan cepat
3.      Kemampuan menghasilkan biji sepanjang tahun
4.      Mempunyai agen penyerbuk yang banyak
5.      Setelah di pangkas atau terbakar memiliki kemampuan bertunas
6.      Kemampuan menghasilkan biji yang melimpah dan tahan terhadap kekeringan
7.      Kemampuan membentuk tajuk yang rapat
8.      Kemampuan menghasilkan biji yang mudah tersebar
9.      Kemampuan menghasilkan senyawa allelopati
10.  kemampuan membelit

*      Kerugian oleh adanya gulma
v  Kerugian yang di sebabkan oleh gulma dapat mencapai 30%  - di sebabkan oleh kompetisi tanaman dengan gulma atau persaingan secara fisik ( ruang cahaya) dan secara kimia (air dan nutrisi)
*      Kerusakan yang di akibatkan gulma
1.      Pohon atau tanaman tertekan pertumbuhannya
2.      Perubahan bentuk (tajuk batang)
3.      Pohon mati
4.      Jumlah tgakan menurun
“Pengendalian Gulma”
Pengendalian gulma memerlukan strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan pengendalian gulma antara lain sebagai berikut :
a)      Jenis gulma dominan
b)      Tanaman budi daya utama
c)      Alternatif pengendalian yang tersedia
d)     Dampak ekonomi dan ekologi
Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi tumbuhan pengganggu yang akan menjadi pesaing tanaman utama. Selain itu juga karena gulma merupakan inang alternetif dan tempat persembunyian hama penyakit.
III. METODE PRAKTEK
3.1         Waktu dan Tempat
Praktikum Inventarisasi Hama dan Penyakit Pada Tanaman Jati (Tectona grandis.L.f) dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2012, yang bertempat di areal Hutan Tanaman Desa Yono.
3.2         Bahan dan Alat
Bahan dan alat  yang digunakan yaitu tali raffia untuk pembuatan plot yang berukuran 10x10 m, kantong plastic untuk menyimpan bagian tanaman yang sakit/terserang, botol serangga untuk tempat mengumpulkan serangga, kamera untuk memotret, dan alat tulis menulis untuk mencatat data di lapangan.
3.3         Metode Praktek
Pertama-tama membuat plot ukuran 10x10 m yang dilakukan secara 4 kali pengulangan. Setelah itu mengidentifikasi tanaman yang ada di dalam setiap plot apakah ada gejala-gejala serangan yang terjadi pada setiap tanaman seperti gejala sehat, merana ringan, merana sedang, merana berat dan mati. Kemudian mengambil data primer yaitu gejala yang dilakukan dengan cara melihat perubahan fisik yang ditimbulkan oleh tanaman, seperti adanya daun berlubang, busuk daun ataupun terkena gejala kanker batang. Setelah pengambilan data di lapangan, dilakukan perhitungan untuk mencari frekuensi serangan dan intensits serangan yang terjadi pada tanaman.

3.4         Pengolahan Data
§  Untuk mengetahui frekuensi serangan hama dan pathogen pada tanaman.
Frekuensi Serangan  = x100 %
§  Untuk mengetahui intensitas serangan hama dan pathogen pada tanaman.
Intensitas Serangan  =x 100 %
Keterangan :
I              = intensitas serangan
X            = jumlah seluruh tanaman
X1-X4    = jumlah tanaman yang merana ringan (skor 1) sampai yanag mati (skor 4)
Y1Y4 = jumlah tanaman yang merana ringan sampai mati (1 sampai 4)
§  Cara menentukan kondisi tanaman akibat serangan hama atau pathogen
Intensitas Serangan
Kondisi Tanaman
0,1
>1-25
25-50
50-75
75-100
Sehat
Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat
Rusak sangat berat



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1.  Pengamatan Serangan Hama dan Patogen di Lapangan Pada Plot 1

Nomor Tanaman
Kriteria

Ket
Sehat
Merana Ringan
Merana Sedang
Merana Berat
Mati
1

ü   




2


ü   



3


ü   



4


ü   



5

ü   




6

ü   




7

ü   




8


ü   



9

ü   




10


ü   



11



ü   


12

ü   




13

ü   




14



ü   


15

ü   




16

ü   




17

ü   




18


ü   



19


ü   



20



ü   


21


ü   



22



ü   


23

ü   




24

ü   




25



ü   


26

ü   







Table 2. Pengamatan Serangan Hama da Patogen di Lapangan Pada Plot 2

Nomor Tanaman
Kriteria

Ket
Sehat
Merana Ringan
Merana Sedang
Merana Berat
Mati
1


ü   



2


ü   



3

ü   




4


ü   



5

ü   




6

ü   




7


ü   



8

ü   




9

ü   




10

ü   




11


ü   



12


ü   



13

ü   




14


ü   



15


ü   



16

ü   




17


ü   



18

ü   




19



ü   


20

ü   




21


ü   



22

ü   




23

ü   




24




ü   







Tabel 3. Pengamatan Serangan Hama dan Patogen di Lapangan Pada Plot 3

Nomor Tanaman
Kriteria

Ket
Sehat
Merana Ringan
Merana Sedang
Merana Berat
Mati
1

ü   




2

ü   




3

ü   




4

ü   




5

ü   




6


ü   



7

ü   




8


ü   



9

ü   




10


ü   



11


ü   



12


ü   



13



ü   


14



ü   


15

ü   




16


ü   



17

ü   




18

ü   




19

ü   




20

ü   




21

ü   




22




ü   

23

ü   




24

ü   










Tabel 4. Pengamatan Serangan hama dan Patogen di lapangan Pada Plot 4

Nomor Tanaman
Kriteria

Ket
Sehat
Merana Ringan
Merana Sedang
Merana Berat
Mati
1

ü   




2

ü   




3


ü   



4




ü   

5

ü   




6


ü   



7


ü   



8


ü   



9

ü   




10




ü   

11



ü   


12



ü   


13

ü   




14


ü   



15

ü   




16



ü   


17


ü   



18

ü   




19


ü   



20



ü   


21

ü   




22


ü   



23

ü   




24



ü   








4.2         Pembahasan
Pada pengambilan data pohon Jati (Tectona grandis .L.f.) berumur sekitar 5 tahun. Pada tanaman terdapat gejala serangan seperti gejala sehat (tidag ad gejala serangan atau ad serangan pada daun tetapi sangat sedikit), merana ringan (daunnya rontok atau berklorosis sedikit), Merana sedang (daunnya banyak terserang , daun rontok atau berklorosis agak banyak), merana berat (jumlah serangan pada masing-masing daun yang terserang banyak, daun rontok banyak atau berklorosis banyak), dan mati (seluruh daun layu atau rontok atau tidak ad tanda-tanda kehidupan).  
4.2.1        Pengolahan Data
4.2.1.1  Untuk mengetahui Frekuensi dan Intensitas Serangan Hama dan Patogen
FrekuensiSerangan=x 100 %
4.2.1.1.1        Untuk Menentukan Frekuensi Hama pada Plot 1 sampai Plot 4
Ø  FS1         =    x 100 %  = 100 %
Ø  FS2         =  x 100 %  =  100 %
Ø  FS3         =   x 100 %  =  100 %
Ø  FS4         =x 100 %  =  100 %
4.2.1.1.2        Untuk Menentukan Intensitas Serangan Pada Plot 1 sampai Plot 4
               I  =x 100 %
Keterangan :
I               = Intensitas Serangan
X             = Jumlah seluruh tanaman
X1-X4     = Jumlah tanaman yang merana ringan (skor 1) sampai yang mati (skor 4)
Y1Y4      = Akor untuk tanaman yang merana ringan sampai mati (1 sampai 4)

*    Plot 1 , dimna merana ringan (13 dengan skor 1), merana sedang (8 dengan skor 2), merana berat (5 dengan skor 3), mati (0 dengan skor 4). Sehingga :

I1         =   x  100 %
            =  x  100 %
            =  x  100 %
                        =  42,31 % ,
ͽ Dengan intensitas 42,31 % maka kondisi tanaman dapat dikatakann sebagai kondisi Rusak Sedang.
*      Plot 2, dimana merana ringan (12 dengan skor 1), merana sedang (10 dengan skor 2), merana berat (1 dengan skor 3), mati (1 dengan skor 4),. Sehingga :
I2         =   x  100 %
            =  x 100 %
            =  x 100 %
            =  40,625 %
ͽ   Dengan intensitas 40,625 % , maka kondisi tanaman dapat dikatakan sebagai kondisi Rusak Sedang.

*      Plot 3, dimana merana ringan (15 degan skor 1), merana sedang (6 dengan skor 2), merana berat (2 dengan skor 3), mati (1 dengan skor 4). Sehingga :

I3         =  x 100 %
            =  x 100 %
            = x 100 %
ͽ  Dengan intensitas 38,542 %, maka kondisi tanaman dapat dikatakan sebagai kondisi Rusak Sedang.

*      Plot 4, dimana merana ringan (9 dengan skor 1), merana sedang (8 dengan skor 20, merana berat (5 dengan skor 3), mati (2 dengan skor 4). Sehingga :
I4         =  x 100 %
            =  x 100 %
            =  x 100 %
            = 50 %
ͽ   Dengan iintensitas 50 %, maka kondisi tanaman dapat dikatakan sebagai kondisi Rusak Sedang.

4.2.1.2  Cara menentukan kondisi tanaman akibat serangan hama atau pathogen.
Intensitas Serangan
Kondisi Tanaman
0-1
>1-25
25-50
50-75
75-100
Sehat
Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak berat
Rusak sangat berat




V.   KESIMPULAN DAN SARAN
5.1         Kesimpulan
Dari pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
·         Pada tanaman terdapat gejala serangan seperti sehat, merana ringan, merana sedang, merana berat dan mati.
·         Untuk mengetahui frekuensi serangan hama dan pathogen pada tanaman dapat dihitung  dengan menggunakan rumus :
Ø  Frekuensi serangan = jumlah tanaman yang terserang dan yang mati dibagi dengan jumlah keseluruhan tanaman sample di kali 100 %.
Ø  Intensitas serangan = X1Y1 + X2Y2 + X3Y3 + X4Y4  dibagi dengan XY4 kemudian dikali 100 %.
5.2         saran
Saran saya yaitu mudah-udahan praktek kedepannya dapat berjalan degan baik dan untuk asistennya supaya bisa menjadi lebih baik lagi dalam membimbing praktikum .Terima kasih.





DAFTAR PUSTAKA
Semangun,H.2001.Pengantar Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta
Semutuyet.blogspot.com/../Perlindungan-Hama-dan-Penyakit-Hutan.

(http//diakses pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012 pukul 12:00)

Rhee7.wordpress.com/../hama dan penyakit pada tumbuhan
Deliadeliog.blogspot.com/../makalah-hama-dan-penyakit-pada-tanaman.

(http//diakses pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012 pukul 12:00)
Agrios,G.N.2005.plant pathology(fifth edition).Elsevier,Academic.Press
perlindungan hutan di Kabupaten Dairi. library.usu.ac.id/
Arief A. 2001. Hutan dan Kehutanan.Yogyakarta : Penerbit Kanisius
dokumen/ produk/1992/uu12-1992.htm [5 Sept 2008].
INFORMASI/UNDANG2/uu/41_99.htm [5 Sept 2008].
Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990.
www.profauna.or.id/Indo/regulasi/UUno5th1990.html [5 Sept 2008].
Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1992.www.theceli.c

0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:

Posting Komentar

sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???